KOMPAS.com
– Bulan-bulan ini hingga satu-dua bulan ke depan, sejumlah universitas
akan memulai tahun pendidikan baru bagi para mahasiswanya. Saat memasuki
awal perkuliahan, para mahasiswa baru kerap kaget karena asing dengan
lingkungan serta metode pembelajaran yang jauh berbeda dibandingkan
dengan pola pembelajaran di sekolah. Hal lainnya adalah ketika mereka
berhasil lolos seleksi di universitas favorit, para mahasiswa baru ini
cenderung menilai bahwa perjuangannya telah selesai. Akhirnya, mereka
terlena dan melupakan misi sesungguhnya, yaitu memperjelas visi utama
untuk apa ia berkuliah.
Nah, salah satu cara yang
dipilih oleh Institut Teknologi Bandung (ITB) untuk meningkatkan
kesadaran mahasiswa akan esensi kuliah, digelar pelatihan The 7 Habits
for New College Students (tujuh kebiasaan untuk mahasiswa baru) yang
diberikan pada saat masa orientasi kepada seluruh mahasiswa baru ITB
angkatan 2011, pekan lalu. Pelatihan ini sengaja diberikan sebagai upaya
mengenalkan tujuh kebiasaan (seven habits) efektif yang perlu
diperhatikan dan menjadikannya sebagai bekal agar para mahasiswa baru
siap menghadapi masa perkuliahannya.
Pelatihan The 7 Habits for New
College Students merupakan suatu program pengembangan karakter
kepemimpinan yang kokoh dan merujuk pada program The 7 Habits of Highly
Effective People karya Stephen R Covey. Program ini dimulai dengan
membangun akar yang kuat, yaitu kemandirian dan dilanjutkan dengan
kemampuan membangun kerjasama serta pemeliharaan diri yang
berkesinambungan.
Sesuai dengan namanya, program
pelatihan ini memiliki tujuh kebiasaan yang dibagi ke dalam tiga tujuan.
Jadilah proaktif, memulai dengan tujuan akhir dan dahulukan yang utama
adalah poin pertama sampai ketiga yang dimaksudkan untuk menciptakan
kemandirian dalam diri setiap mahasiswa baru.
Kebiasaan pertama "jadilah proaktif".
Para
mahasiswa diajarkan untuk bertanggung jawab atas masa depan mereka.
Inilah hal mendasar yang seringkali sulit untuk dikerjakan. Dengan
kebiasaan ini, kedepannya mahasiswa baru tidak akan mengeluh dan tidak
akan mudah menyerah ketika menghadapi dinamika perkuliahan yang
sesungguhnya. Dampak dari kebiasaan yang pertama ini adalah menciptakan
inisiatif, karena keadaan tidak bisa dipilih, maka mahasiswa dituntut
untuk pandai menentukan keputusan.
Kedua, "memulai dengan tujuan akhir"
Poin ini mengajak mahasiswa untuk membuat dan memperjelas visi dan tujuan mereka saat berkuliah.
Ketiga, "dahulukan yang utama"
Para mahasiswa diajarkan cara untuk mengatur waktu dan diajak untuk menentukan prioritas.
Penanggung jawab program The 7
Habits for New College Students sekaligus Ketua Yayasan Dunamis Mitra
Pertiwi, Andiral Purnomo mengatakan, poin pertama sampai dengan ketiga
adalah poin yang dapat menciptakan kemandirian dalam diri setiap
mahasiswa baru.
Menurutnya, setelah dapat
mandiri, maka kemudian akan terbentuk visi yang kuat ketika para
mahasiswa baru tersebut memulai masa kuliahnya.
"Kebiasaan ini adalah 3 in 1.
Jika sudah dijalankan, maka tidak akan ada hal yang dapat menghentikan
mereka untuk terus kuliah," kata Andiral, tengah pekan lalu, di ITB,
Bandung, Jawa Barat.
Keempat, "berpikir menang-menang"
Para
mahasiswa baru diajarkan untuk selalu “berpikir menang-menang” ketika
berhubungan dengan orang lain. Untuk dapat berpikir menang-menang,
mahasiswa diajak untuk mendengarkan dan memahami orang lain terlebih
dahulu baru kemudian meminta untuk dipahami.
Kelima, "berusaha mengerti terlebih dahulu baru dimengerti”
Kebiasaan
ini berkaitan dengan kebiasaan keempat, mahasiswa diajak untuk memahami
orang lain, baru meminta orang lain untuk memahami dirinya.
Keenam, "sinergi"
Para
mahasiswa baru diajak untuk meningkatkan dan menumbuhkan kerjasama.
Selain itu, para mahasiswa juga dibekali bagaimana kewajiban mereka
untuk menghargai perbedaan dengan menyatukan visi. Andiral mengatakan,
jangan ada pihak yang alergi dengan perbedaan.
"Tujuan dari kebiasaan ke empat
sampai dengan ke enam adalah agar orang lain mau mengerti tentang apa
yang akan kita sampaikan. Tapi untuk itu kita harus mengerti dan
menampung aspirasi orang lain terlebih dahulu. Tanpa memahami, kita akan
makin sulit dipahami. Itulah rahasia kepemimpinan, menyampaikan
pendapat dengan cara yang paling pas," jelas Andiral.
Ketujuh, "sadar akan pentingnya pengembangan diri"
Para
mahasiswa baru diajak untuk sadar akan pentingnya pengembangan diri,
menyeimbangkan kehidupan pribadi dengan kuliah mereka. Kebiasaan ini
sangat penting dan terkait dengan empat dimensi kehidupan yang harus
terus diasah, yaitu, kecakapan intelektual, kecakapan fisik, sosial
emosional dan kecakapan spiritual yang harus terus dipelihara secara
berkesinambungan.
Dengan mengikuti pelatihan ini,
setiap mahasiswa baru nantinya akan siap menghadapi dunia sebagai
mahasiswa dengan segala aktivitas dan suka dukanya yang diimbangi dengan
pembentukan karakter mereka sebagai calon pemimpin yang cerdas
(intellectual leader).
"Pelatihan ini guna membekali
mahasiswa baru dengan tujuh kebiasaan yang efektif, dan untuk mewujudkan
mahasiswa yang memiliki integritas, prestasi dan kemitraan. Sehingga
selama masa perkuliahan, mereka bisa lebih tegar, dan jatuh bangunnya
tidak terlalu berat," kata Andiral.
sumber : http://iyohaa.blogspot.com/2011/08/tujuh-resep-jitu-untuk-mahasiswa-baru.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar