Penampakan Pneumokokus
Meski hidup dan diam di tenggorokan orang sehat, baik bayi, balita dan orang dewasa, bakteri pneumokokus dapat menimbulkan beberapa penyakit berat pada bayi. Bakteri ini bahkan menjadi pembunuh terbesar pada bayi dan balita di dunia.
Streptococcus pneumoniae (pneumococcus) atau pneumokokus adalah bakteri yang paling umum menyebabkan meningitis (radang selaput otak) pada bayi ataupun anak-anak.
Jenis bakteri ini juga dapat menyebabkan penyakit berat seperti infeksi pneumonia (radang paru), bakteremia dan sepsis (bakteri dalam darah), serta infeksi telinga dan rongga hidung (sinus).
Meningitis, bakteremia dan pneumonia adalah momok bagi bayi dan balita. Penyakit akibat bakteri pneumokokus ini merupakan pembunuh terbesar bayi dan balita di dunia (WHO, Juni 2003).
"Pneumokokus merupakan penyebab kematian utama pada anak, jauh lebih banyak ketimbang diare. Cacat yang disebabkan pneumokokus juga lebih banyak daripada Hib (Haemophilus influenzae tipe B)," jelas Dr Soedjatmiko, Sp.A(K), M.Si, Sekretaris Satgas Imunisasi PP-IDAI dan Ahli Tumbuh Kembang Anak dari Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM dalam acara Journalist Class 'Membangun Generasi Sehat dan Berbudaya' di FX Plaza, Jakarta, Rabu (3/8/2011).
Bakteri pneumokokus hidup dan diam di tenggorokan individu yang sehat, baik bayi, balita dan orang dewasa. Bila daya tahan tubuh tidak kuat, terutama pada bayi, bakteri tersebut akan masuk ke dalam tubuh menuju paru (menyebabkan pneumonia), darah (bakteremia, sepsis) dan otak (meningitis).
Menurut Dr Soedjatmiko, apabila tenggorokan bermasalah atau mengalami gangguan, bakteri pneumokokus akan masuk ke tubuh dan sistem kekebalan tubuh kita tidak mampu melawannya, bahkan dengan antibiotik sekalipun.
Bakteri ini sangat mudah menyebar dan ditularkan melalui udara ketika batuk, bersin, juga melalui percikan ludah.
Setiap bayi berisiko tertular bakteri pneumokokus sejak mereka dilahirkan, yaitu 60 persen dari saudara kandung dan 12 persen dari ibu. Hal inilah yang menyebabkan banyaknya kematian bayi dan balita karena penyakit pneumokokus.
Streptococcus pneumoniae (pneumococcus) atau pneumokokus adalah bakteri yang paling umum menyebabkan meningitis (radang selaput otak) pada bayi ataupun anak-anak.
Jenis bakteri ini juga dapat menyebabkan penyakit berat seperti infeksi pneumonia (radang paru), bakteremia dan sepsis (bakteri dalam darah), serta infeksi telinga dan rongga hidung (sinus).
Meningitis, bakteremia dan pneumonia adalah momok bagi bayi dan balita. Penyakit akibat bakteri pneumokokus ini merupakan pembunuh terbesar bayi dan balita di dunia (WHO, Juni 2003).
"Pneumokokus merupakan penyebab kematian utama pada anak, jauh lebih banyak ketimbang diare. Cacat yang disebabkan pneumokokus juga lebih banyak daripada Hib (Haemophilus influenzae tipe B)," jelas Dr Soedjatmiko, Sp.A(K), M.Si, Sekretaris Satgas Imunisasi PP-IDAI dan Ahli Tumbuh Kembang Anak dari Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM dalam acara Journalist Class 'Membangun Generasi Sehat dan Berbudaya' di FX Plaza, Jakarta, Rabu (3/8/2011).
Bakteri pneumokokus hidup dan diam di tenggorokan individu yang sehat, baik bayi, balita dan orang dewasa. Bila daya tahan tubuh tidak kuat, terutama pada bayi, bakteri tersebut akan masuk ke dalam tubuh menuju paru (menyebabkan pneumonia), darah (bakteremia, sepsis) dan otak (meningitis).
Menurut Dr Soedjatmiko, apabila tenggorokan bermasalah atau mengalami gangguan, bakteri pneumokokus akan masuk ke tubuh dan sistem kekebalan tubuh kita tidak mampu melawannya, bahkan dengan antibiotik sekalipun.
Bakteri ini sangat mudah menyebar dan ditularkan melalui udara ketika batuk, bersin, juga melalui percikan ludah.
Setiap bayi berisiko tertular bakteri pneumokokus sejak mereka dilahirkan, yaitu 60 persen dari saudara kandung dan 12 persen dari ibu. Hal inilah yang menyebabkan banyaknya kematian bayi dan balita karena penyakit pneumokokus.
Nutrisi
Dengan pemberian ASI, makanan lengkap dan seimbang, vitamin A, Zinc, dan lainnya.
Perilaku hidup sehat
1. Tutup mulut atau hidung ketika batuk dan bersin
2. Hindari mencium bayi dengan mulut
3. Hindari infeksi virus berulang (flu berulang-ulang)
4. Hindari polusi seperti asap rokok dan asap dapur
Vaksinasi atau imunisasi
1. Dengan rutin imunisasi: BCG, DTP, Campak, Hib, Influenza
2. Dan vaksinasi khusus: pneumokokus (PCV 7, PCV 13).
sumber : http://www.kaskus.us/showthread.php?t=10035967
Tidak ada komentar:
Posting Komentar